Reactive solid atau fasa padatan bereaksi dengan
sekelilingnya membentuk koloid yang merupakan suspensi yang reaktif terdispersi
dalam fasa kontinyu (sifat koloid lumpur yang merupakan lembaran clay yang
berukuran 10-20 Amstrong dan terdispersi dalam fasa kontinyu air). Dalam hal
ini clay akan menghisap fasa cair air dan memperbaiki lumpur dengan
meningkatkan densitas, viskositas, gel strength serta mengurangi fluid loss.
Mud engineer biasanya membagi clay yang
digunakan untuk lumpur menjadi tiga, yaitu : montmorillonite, kaolinite dan
illite. Montmorillinite yang paling sering digunakan karena kemampuannya yang
mudah swelling menghasilkan clay yang homogenous bercampur dengan fresh water.
Dalam literature pemboran manual, montmorillonite direferensikan dengan
bentonite, karena bentonite identik dengan clay montmorillonite. Atau dengan
kata lain, dalam lumpur pemboran, yang bertindak sebagai reactive solid adalah
bentonite.
Bila
bentonite bercampur dengan air, maka akan terbentuk lumpur yang berbentuk
koloid. Air yang bercampur dengan bentonite ini adalah air tawar. Bila yang
menjadi bahan dasar adalah air laut, maka yang menjadi rektive solinya adalah
attapulgite, dimana attapulgite dapat bereaksi dengan air asin maupun air
tawar.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar