Lumpur
yang mengalir keluar dari nozzle bit yang ditekan oleh tenaga jet akan
memebersihkan permukaan lubang dan membawa cutting ke atas ke permukaan.
Meskipun gaya
gravitasi cenderung menarik cutting kembali ke bawah (slip velocity), jika
kecepatan dari volume lumpur dan annular velocity yang mendorong ke arah atas
mencukupi atau lebih besar terhadap slip velocity maka cutting akan dapat
diangkat ke permukaan oleh lumpur. Slip velocity harus lebih kecil dari
rata-rata annular velocity yang merupakan fungsi dari ukuran borehole dan
kondisi pump output dari drillpipe dan drillcollar. Annular velocity merupakan
perbandingan antara pump output (bbl/min) dibagi annular volume (bbl).
Efisiensi pengangkat cutting yang
merupakan fungsi kapasitas lumpur dalam mengangkat ke permukaan tergantung
beberapa faktor, antara lain:
1.
Densitas lumpur pemboran.
Penambahan densitas lumpur akan menaikkan gaya buoyance acting, dimana setiap
partikel-partikel lumpur mempunyai arah yang berlawanan dengan gaya gravitasi. Sehingga kapasitas angkat
lumpur akan terbantu mendorong dan membawa cutting ke permukaan oleh gaya buoyance.
2.
Viskositas dan gel strength.
Sejumlah lumpur yang mempunyai viskositas dan gel strength rendah akan
memberikan kenaikkan persen partikel pada annular velocity dan waktu sirkulasi
yang sama, karena pada percobaan yang dilakukan oleh Bruce dan William lumpur
dengan viskositas dan gel strength rendah, yang hanya mempunyai kapasitas
pengangkatan kecil (partikel-partikelnya tidak terikat dengan kuat dan
berukuran medium), hanya mampu membawa cutting yang relatif kecil jika
dibandingkan dengan viskositas dan gel strength yang besar.
3.
Distribusi velocity di annulus.
Kapasitas mengangkat cutting yang besar dapat dicapai dengan aliran
turbulent daripada aliran laminar untuk lumpur yang memiliki viskositas rendah.
Hal ini disebabkan karena efek turbulensi lumpur yang cenderung meminimalisasi
cutting yang terselip di ruang dekat pipa atau dinding lubang sumur dengan
gerakan aliran bergelombangnya dan ditransportasikan ke permukaan.
4.
Efek torsi terhadap kapasitas lumpur pengangkat.
Rotasi drillpipe selama pemboran berpengaruh terhadap kapasitas
pengangkatan lumpur yang memiliki lairan laminar maupun turbulent. Rotasi
drillpipe berkaitan dengan tanaga putar aliran viscous, yang mana dapat menjadi
panghalang terhadap pengangkatan cutting. Efek torsi (tenaga putar) akan
menyebabkan partikel yang tipis untuk cenderung berputar berbalik turun ke
bawah akibat variasi velocity lumpur
5.
Dimensi partikel.
Desain bit menentukan ukuran dan bentuk cutting yang dihasilkan. Besarnya
fisik cutting akan sangat berpengaruh terhadap kapasitas pangangkatan oleh
lumpur. Partikel yang memiliki katebalan diameter yang besar cenderung sulit
diangkat dari wellbore, karena partikel tersebut akan balik turun ke dasar sumur
dengan berat yang relatif besar.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar