Densitas
lumpur pemboran atau berat lumpur didefinisikan sebagai perbandingan berat per
unit volume lumpur. Sifat ini berpengaruh terhadap pengontrolan tekanan
subsurface dari formasi, sehingga dalam operasi pemboran densitas lumpur harus
selalu dikontrol terhadap kondisi formasinya agar diperoleh performance atau
kelakuan lumpur yang sesuai dengan fungsi yang diharapkan terhadap formasi yang
dibor.
Pengaturan densitas lumpur merupakan
faktor penunjang keberhasilan pemboran. Densitas lumpur yang relatif terlalu
berat bagi suatu formasi memungkinkan terjadinya lost circulation, sebaliknya
densitas lumpur yang relatif terlalu kecil akan menyebabkan terjadinya blow
out. Pengontrolan densitas lumpur dapat dilakukan dengan jalan penambahan
zat-zat aditif yang umum dipakai untuk memperbesar harga densitas antara lain
yaitu : barite (SG = 4.3), limestone (SG = 3.0), galena (SG = 7.0) dan bijih
besi (SG = 7.0). sedangkan untuk
memperkecil atau mengurangi densitas lumpur pada umumnya dipakai aditif seperti
air dan minyak. Cara lain untuk memperkecil densitas adalah dengan jalan pengurangan
kadar padatan lumpur di pemukaan.
Penambahan densitas lumpur dilakukan pada satu siklus sirkulasi viscositasnya
harus kecil karena dengan penambahan berat lumpur ini akan terjadi kenaikan
viscositas. Densitas lumpur dipengaruhi oleh temperatur, densitas akan tururn
jika temperaturnya naik. Satuan densitas dapat pula dinyatakan dalam gradient
tekanan dengan satuan-satuan yang umum dipakai adalah :
o
Pounds per gallon, ppg lb/gallon
o
Pounds per cubic feet lb/cuft
o
Psi per 100 feet depth psi/100ft
o
Specific gravity (SG)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar