Sunday, November 2, 2014

COMPRESSIVE STRENGTH DAN SHEAR STRENGTH

Strength pada semen terbagi menjadi dua yaitu compressive strength dan shear stregth. Compressive strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan tekanan-tekanan yang berasal dari formasi maupun dari casing, sedangkan shear strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan berat casing. Jadi compressive strength menahan tekanan-tekanan dalam arah horisontal dan shear strength menahan tekanan-tekanan pada arah vertikal. Compressive strength dipengaruhi oleh besarnya kandungan air dalam suspensi semen dan lamanya waktu pengkondisian (curing time). Dalam mengukur strength semen seringkali yang diukur adalah compressive strength, sedang shear strength kurang diperhatikan. Umumnya compressive strength mempunyai harga 8 – 10 kali lebih dari harga shear strength. Pengujian compressive strength di laboratorium dilakukan dengan menggunakan alat “Curing Chamber” dan water curing bath, untuk kemudian diuji kekerasannya dengan menggunakan hydraulic chamber. Curing chamber dapat mensimulasikankondisi semen untuk tekanan dan temperatur tinggi sesuai dengan temperatur dan tekanan formasi. Hydraulic chamber merupakan mesin pemecah semen yang sudah mengeras dalam curing chamber. Compressive strength minimum dirokemendasikan oleh API untuk dapat melanjutkan operasi pemboran adalah 500 psi. Sedang shear strength yang baik tidak kurang dari 100 psi, sehingga casing dapat terikat dengan kokoh. Dalam keadaan ini pemboran sudah dapat dilanjutkan. Dari segi teknis, strength semen diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Kuat menahan pipa selubung.
b. Mengisolasi zona-zona permeabel.
c. Menahan goncangan-goncangan pemboran dan tidak pecah karena perforasi.

d. Mencegah terjadinya kontak antara casing dengan fluida formasi.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar